Bugis, Penemu Benua Amerika
Siapa yang paling sangat pertama menemukan
Benua Amerika? Tahu tidak?
Yuupzzzt, Kalau ada yang jawab Americo bla…bla??? (sory, reDs kagak tau nama belakangnya) atau Vasco daGama. Keduanya salah, Mereka bukan orang yang paling sangat pertama menemukan Benua Amerika. Mengapa demikian reDs tanda tanya.
Yuupzzzt, Kalau ada yang jawab Americo bla…bla??? (sory, reDs kagak tau nama belakangnya) atau Vasco daGama. Keduanya salah, Mereka bukan orang yang paling sangat pertama menemukan Benua Amerika. Mengapa demikian reDs tanda tanya.
Memangsih, dulunya aku juga menjawab seperti kalian semua.
Pandanganku itu berubah ketika suatu pagi (bingung aku, pagi atau siang yach?
Aku lupaaa) aku dan seorang mahluk bernama Adnan berdiskusi ngawur di sebuah
tempat yang bernama koridor sekolah (mana yang tepat, Koridor kelas atau
koridor sekolah?).
Hasil diskusi kami menyatakan bahwa mahluk yang paling sangat
pertama menemukan Benua Amerika sesungguhnya adalah mahluk yang bernama Orang
Indonesia yang bersuku Bugis Makassar. Namanya ± Karaeng Pa’Rruntu’ Dg
Ppassap’pa’ dan CS-nya. Hei reDs, jangan ngawur donkzzt!!!!
Bukannya ngawur yagh……, Pada zaman Dahulu kala, bahkan sampai
sekarang. Orang Bugis Makassar dikenal sebagai pelaut ulung. Dan begini yang
lebih jelaznya…
…. Karaeng Pa’Rruntu’ Dg Ppassap’pa’ dan rombongan pergi
berlayar dan kapalnya kemudian masuk ke area Badai yang sangat besar yang lebih
dikenal dengan nama AQUA LAGUNA (hai reDs, ini bukan cerita ONE PEACE khan?).
Ohhhh,,, tidak. Rupanya kapal Karaeng Pa’Rruntu’ Dg Ppassap’pa’ telah dibawa
oleh badai tadi dan akibatnya Karaeng Pa’Rruntu’ Dg Ppassap’pa’ n rombongan
terdampar di sebuah pulau yang sangat asing dan tak berpenduduk. Rombongan lalu
memasuki hutan meskipun mereka tahu (not Tahu Easy) banyak binatang super buas
didalam rimba.
Setelah menyusuri hutan dan tak menemukan mahluk bertitle
manusia di semua bagian pulau, mereka kembali ke pantai dan memperbaiki kapal
dan kemudian melakukan pelayaran pulang ke Tanjung Bunga Makassar. Sialnya,
layar telah berkembang tapi angin tak kunjung bertiup hingga asa tak sampai
walaupun rindu akan kampoeng halaman telah menyergap seluruh rombongan
(weeetzz, puitis banget reDs…@#). Kemudian, mereka memutuskan embaca mantra
ajaib dari timur lalu beramai-ramai memanggil angin.
Am’mirik’ko……Am’mirik’ko…. Am’mirik’ko…..
(Bugis:Am’mirik’ko=Indonesia:Berhembuslah),
semua crew berteriak…
semua crew berteriak…
Angin akhirnya berhembus dan mengembangkan layar. Sesampainya di
Tanjung bunga, Kapal berlabuh dan semua awak turun. Setelah semua awak turun,
Karaeng Pa’Rruntu’ merasa ada yang kurang. Setelah berpikir dengan menggunakan
RAM 128 MB, barulah dia menyadari bahwa salah satu awaknya tertinggal di pulau
aneh itu. Awak yang tertinggal itu adalah SYAMSUDDIN (English:SAMSUDDIEN).
Sementara itu di sebuah tanjung, Syamsuddin terus menunggu dan
berharap (Lupa Berdo’a) teman-temanya akan kembali dan menjemputnya. Tapi, yang
datang adalah pelaut-pelaut portugis. Orang Portugi bertanya dalam bahasa latin
“Apa nama pulau ini?“, Syamsuddin bingung karena tidak mengerti bahasa latin.
Dia mengira orang portugis itu menanyakan apa yang dia lakukan di pulau ini.
Diapun menjawab dalam bahasa Internasional (Bugis Makassar) “aku ditinggalkan
temanku, Apa kalian berpapasan dengan orang-orang yang berteriak Am’mirik’ko?.
Orang Portugis mengira Am’mirik’ko (latin:Americo=English:Amerika) adalah nama
pulau itu. Para pelaut Portugis itupun kembali ke kampung halamannya lalu
melaporkan tentang sebuah pulau yang bernama Tanah Ameriko.
Selama ini Amerika telah menutup-nutupi bahwa Orang Bugis
Makassarlah yang menemukan Benua Amerika. Mereka tidak ingin Dikatakan sebagi
anak cucu Syamsuddin (baca:orang Indonesia). Bagaimanapun hal tersebut
ditutup-tupi, amerika tetap berjuluk Negeri Paman SAM (-suddin). Mereka juga
tidak menyadari bahwa nama Amerika adalah padanan kata dari Am’mirik’ko. Dan,
Tanjung Tempat syamsuddin menunggu dan mengharapkan teman-teman yang tak akan
pernah menjemputnya kemudian dikenal sebagai TANJUNG PENGHARAPAN.
Sumber: Anging Mammiri.Org
Posting Komentar