Pendidikan Karakter Melekat pada Semua Mata Pelajaran
Dalam dialog yang berlangsung selama 1,5 jam ini, salah seorang perwakilan meminta agar pendidikan karakter tidak diajarkan dengan menumpang pada mata pelajaran lain. Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan tidak terlihatnya secara jelas nilai-nilai atau karakter yang diajarkan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Syawal Gultom menjelaskan, ketentuan itu sesuai filosofi pendidikan Indonesia yang diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di mana pengajaran pendidikan karakter melekat pada semua mata pelajaran.
Syawal menambahkan, dalam rekonstruksi kurikulum 2013 mata pelajaran tunduk kepada kompetensi. Karena mata pelajaran itu hanya kendaraan untuk mencapai kompetensi. Jadi tidak boleh satu orang guru saja yang mengajarkan karakter. “Tidak ada satu mata pelajaranpun yang tidak berkontribusi dalam pembentukan sikap,” katanya.
Syawal mengakui pentingnya menyiapkan guru yang berkualitas dan pembenahan model pembelajaran. Oleh karena itu, rekonstruksi kurikulum merupakan pintu masuk bagi pembenahan pembelajaran. “Kurikulum 2013 ini entry point untuk memasuki sistem pembelajaran yang berkarakter. Jadi jangan mutar-mutar di dokumen kurikulum saja,” katanya.
Sebelum diterima Wamendikbud, yang didampingi Kepala Balitbang Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro; Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP) Kemdikbud, Syawal Gultom, Staf Ahli Mendikbud Bidang Organisasi dan Manajemen, Abdullah Alkaff, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, perwakilan ini telah melakukan orasi di depan kantor Kemdikbud.
Dan di akhir dialog, perwakilan organisasi guru menyampaikan tawaran kepada Kemdikbud untuk melakukan debat publik terhadap Kurikulum 2013. Wamendikbud, Musliar Kasim, menerima baik tawaran tersebut, dan akan segera mengatur jadwalnya.
Posting Komentar