MAKASSAR, – Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Polda Sulselbar) menurunkan tim khusus untuk membantu mengidentifikasi dan mengejar perampok Bank Mandiri Cabang Sengkang, di Jalan Bau Mahmud, Sengkang, Kabupaten Wajo, Selasa, 26 Maret.
Perampokan ini sempat menggegerkan warga setempat, karena pelaku membunuh Syamsul Alam, seorang petugas satuan pengamanan (satpam) yang berjaga saat kejadian berlangsung di pagi buta itu.
Usai membunuh security itu, pelaku lalu menggondol uang tunai sebesar Rp313 juta setelah merusak brangkas tempat uang itu tersimpan.
Hingga kini, penyelidikan terhadap kasus perampokan itu masih terus dilakukan aparat.
Tim yang dikirim polda ke Wajo terdiri dari 12 orang masing-masing enam orang dari Reserse Mobile (Resmob) dan enam orang lainnya dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification (Inafis) Ditreskrimum Polda Sulselbar.
Wakil Direktur Ditreskrimum Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Dharma Lelepadang, di kantornya, Rabu, 27 Maret, mengungkapkan, pengiriman tim ini karena kejadian tersebut dianggap sebagai kasus perampokan yang menonjol di Sulsel.
Apalagi, lanjutnya, pelaku yang diduga lebih dari satu orang ini terbilang profesional dan ada kemungkinan adalah “pemain lama”. Perampok ini juga sudah mampu mengelabui polisi karena mampu menghilangkan jejak yang menyulitkan proses penyelidikan.
Pelaku mampu menghilangkan jejak, seperti menggunakan sarung tangan untuk mengaburkan sidik jari, dan mempreteli seluruh rekaman close circuit television (CCTV), sehingga proses terjadinya perampokan itu sulit diungkap. Ciri-ciri pelaku pun sulit dikenali.
“Sudah ada tim yang dikirim ke Wajo. Mudah-mudahan kasusnya secepatnya bisa diungkap,” katanya.
Menurutnya, aksi perampokan yang menewaskan seorang security Bank Mandiri ini terbilang nekat, karena lokasinya berada di sekitar pemukiman warga.
Namun, dia enggan menyatakan adanya kemungkinan keterlibatan pihak internal Bank Mandiri Sengkang dalam aksi perampokan tersebut. “Masih kita lidik bos. Kita mengacu pada fakta di lapangan,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Endi Sutendi, menambahkan, kasus tersebut sepenuhnya masih ditangani oleh Polres Wajo.
Menurutnya, diturunkannya penyidik Ditreskrimum Polda Sulselbar, hanya sebatas membantu penyelidikan petugas di lapangan.
“Ini kan kasus yang mendapat perhatian masyarakat. Makanya polda turunkan tim ke Wajo untuk membantu pengungkapan kasusnya,” katanya.
Endi mengungkapkan, pengiriman dua tim ini merupakan perintah langsung Kapolda Sulselbar.
Dari hasil olah TKP, penyidik berkesimpulan sementara bahwa pelaku memanjat melalui tiang di samping kantor sebelum berhasil memasuki pintu di lantai II Bank Mandiri Sengkang.
Setelah berhasil masuk, pelaku membekap satpam hingga akhirnya tewas. Pelaku pun dengan leluasa membuka brangkas dan membawa kabur uang tunai milik nasabah sebesar Rp313 juta.
MoU Pengamanan
Sementara itu, Polda Sulselbar menggelar penandatangan kerja sama untuk pengamanan sejumlah instansi badan usaha milik negara dan swasta di Markas Polda Sulselbar, Jalan Perintis Kemerdekaan KM 16, Sudiang, Makassar, Rabu, 27 Maret.
Salah satu poin dalam kerja sama ini, instansi tersebut mendapat pengamanan ekstra dari pihak kepolisian, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya yakni pencurian dan perampokan seperti yang melanda Bank Mandiri Sengkang.
Kali ini, polda melakukan kerja sama dengan menandatangani nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak Sulsel Bartra, BRI, BNI, Pegadaian VI Makassar, PT Berdikari United Live Stock di Sidrap, serta Sentra Komunikasi Mitra Polri.
Kepala Polda Sulselbar, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Mudji Waluyo, pada kesempatan itu, mengatakan, tugas Polri tidak dapat dilaksanakan dengan sendirinya. Maka diperlukan koordinasi untuk mensinergikan institusi lainnya dengan masyarakat.
Untuk itu, kerja sama dengan instansi tersebut dalam hal pengamanan perlu dilakukan. “Mengingat objek vital ini belum berjalan secara optimal, yang dibuktikan dari berbagai kasus yang terjadi di beberapa objek vital,” jelasnya.
Menurutnya faktor-faktor terjadinya kasus tersebut karena kurangnya pemahaman dari pengemban fungsi terhadap pengamanan obyek vital.
Juga karena kurangnya kemampuan pelaksanaan tugas pengamanan internal, serta kurangnya koordinasi dalam rangka pengungkapan kasus-kasus perbankan yang terjadi.
Sebelumnya, Mudji juga melakukan penandatangan MoU bersama dengan Pelindo di kantor Pelindo Jalan Soekarno Hatta bulan lalu.
Dalam penandatangan tersebut, Pihak Polda Sulselbar memastikan keamanan di daerah pelabuhan utamanya di pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Parepare. Tindakan tersebut akan dilakukan secara preventif dan preemtif. (Cakrawala -spy/ism)
Editor ; Akbar
Posting Komentar