sejarah singkat danau tempe
Hasil
rekontruksi Tang, (2005) atas perjalanan perubahan Danau Tempe saat ini
diperoleh bahwa Danau Tempe pada awalnya adalah bagian dari selat yang
menghubungkan Selat Makasar yakni Teluk Pare-pare di Sebelah Barat dan
Teluk Bone di Sebelah Timur. Atau dengan kata lain, bahwa Danau Tempe
adalah bagian selat yang memisahkan Sulawesi Bagian selatan dengan
bagian Sulawesi lainnya di bagian Utara. Pernyataan tersebut didasarkan
pada Naskah La Gaigo dan tulisan Bompeng Ri Langi (Enrekang) dan
lainnya yang dikutip Cristian Perlas dalam Buku The Bugis (Tang,.2005).
Karena
itu, kawasan Danau Tempe saat dulu (saat masih selat) adalah merupakan
kawasan pusat perdagangan yang telah dikenal para pedang luar daerah
Sulawesi, sebelum Bandar Maksar yang kemudian menjadi pusat perdagangan
wilayah Timur Indonesia (Tang, 2005). Barang perniagaan yang
diperjualbelikan meliputi emas, perak, sutra, bijih besi, bijih
tembaga, arang, beras, keramik, rempah-rempah, hasil hutan, hasil laut,
budak dan lain-lain. Pergerakan lempengan dan proses sedimentasi yang
terus menerus membuat selat menyempit dan mendangkal. Sehingga yang
tersisa saat ini adalah tiga wilayah perairan yang terpisah, yakni Danau
Tempe, Danau Buaya, dan Danau Sidenreng (yang pada awalnya adalah satu
kesatuan yaitu Danau Tempe), serta Sungai Cenrana yang menghubungkan
Danau Tempe ke Teluk Bone. Kalau ketiga danau itu disatukan oleh
genangan air pada elevasi 10 m dpl akan memiliki luasan hingga 47.800 Ha
(Bappeda Kab. Wajo, 2006).
Pertumbuhan
penduduk yang dibarengi oleh peningkatan kebutuhan pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat di sekitar danau dan hulu sungai yang bermuara ke Danau
Tempe membuat Keberadaan Danau Tempe semakin terdesak. Luas Danau
Tempe yang betul-betul tergenang pada tahun 1976 mencapai 35.000 Ha
dengan kedalaman maksimal mencapai 9.5 m dan pada tahun 1997 luasan
mulai menyempit hingga mencapai 30.000 Ha dengan kedalaman maksimum 5-7 m
yang mana di saat musim kering kedalaman maksimal hanya 2 m. (Arief,
1977). Luas Danau Tempe Normal sebagaimana catatan Arief (1997) pada
saat itu (tahun 1997) adalah 9.400 Ha dan data tahun 2006 menunjukkan
bahwa Danau Tempe saat normal hanya tergenang 9000 Ha saja. Saat ini,
luasan muka air danau bisa mencapai 47.800 Ha hanya ketika terjadi
banjir besar.
sumber : DKP Kabupaten Wajo
sumber : DKP Kabupaten Wajo
editor : Andi Akbar
Posting Komentar